Friday 8 July 2011

Keluh Kesah

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

                  Penyakit Hati
              KELUH KESAH (AL-JAZA)

Al-jaza adalah ketidaksanggupan seseorang dalam memikul
bencana atau musibah yang menimpanya, kemudian menampakkan
sikapnya itu, baik dengan ucapan, perbuatan maupun keluh
kesah.

Sikap tidak sabar tatkala mendapat musibah ini akan
mengakibatkan hal-hal sebagai berikut :
1. Ketidakmampuan dalam berpikir jernih karena hati tidak
   tenteram. Padahal ketidakjernihan pikiran akan melahirkan
   pilihan yang tidak jelas.
2. Munculnya bencana-bencana lain akibat kesalahan dalam
   mengambil tindakan.
3. Menyeret seseorang dalam kemusyrikan jika kondisi imannya
   tidak kuat.
4. Dikeluarkan dari hamba Allah. Rasulullah SAW bersabda,
   "Barang siapa tidak rida terhadap ketentuan-Ku dan tidak
    sabar atas musibah dari-Ku, maka carilah Tuhan selain-Ku."

Adapun penyebab penyakit jaza ini antara lain sebagai
berikut:
1. Mengikuti dorongan hawa nafsu.
2. Tidak mampu menahan rasa pedih atau emosi batin.
3. Kurang bersyukur terhadap nikmat yang begitu banyak
   dibandingkan bencana yang baru menimpa.
4. Kelemahan iman terhadap qadha dan qadar, sehingga tidak
   memahami hikmat di balik bencana.

Dalam menghadapi musibah, seorang mukmin hendaknya
menjalaninya dengan pola hidup sabar, yaitu menahan diri
dari keluh kesah, amarah apalagi dari harapan mendapat
belas-kasihan orang lain, terutama pada awal musibah itu
terjadi. Rasulullah SAW bersabda, "Sabar itu tatkala
menghadapi ujian musibah yang pertama." Karena, pada
saat-saat itulah, iman seseorang betul-betul diuji: apakah
dia akan kuat menahannya kemudian kembali kepada Allah dan
memendam emosinya dalam-dalam, atau membiarkan nafsunya liar
meluapkan rasa emosi dan gelisahnya.

Setelah lulus dengan ujian sabarnya, selanjutnya dia mesti
menelaah lebih jauh hakikat bencana yang menimpanya. Perlu
diketahui, jika suatu bencana menimpa seseorang atau suatu
kaum, ada tiga kemungkinan, yaitu sebagai berikut:
1. Sebagai ujian (ibtila) atas prestasi iman. Melalui ujian
   tersebut, seseorang akan mengalami kenaikan derajat atau
   pangkatnya. Rasulullah SAW bersabda, "Orang-orang yang
   paling besar mendapat ujiannya adalah para nabi, kemudian
   para syuhada, kemudian orang-orang yang setingkat dengannya."
   Orang-orang yang mendapat kualitas uji prestasi ini adalah
   mereka yang betul-betul mengenal Allah. Mereka merasakan
   ibtila ini sebagai suatu kenikmatan istimewa sehingga ia
   begitu rela dan tenang,
2. Sebagai sarana untuk mengukur kebenaran iman. Allah
   berfirman,
   "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan saja
   mengatakan, 'Kami telah beriman,' sedang mereka tidak diuji
   (lagi)? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang
   sebelum mereka. Maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-
   orang yang dusta." (Q.S. Al-Ankabut, 2-3).
3. Sebagai azab atas kemaksiatan dan kekufuran, agar menjadi
   jera. Allah berfirman,
   "Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan disebabkan
   oleh perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada
   mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
   kembali ke jalan yang benar." (Q.S. Ar-Rum, 41).

Dengan menelaah ketiga kemungkinan itu, seseorang harus
mampu membaca dengan mata batinnya: apa hakikat bencana yang
sedang dialaminya itu. Namun, yang jelas, baik yang kesatu,
kedua maupun ketiga, menuntut kesabaran yang sama, yaitu
dengan mengembalikan segalanya kepada keinginan Allah.

Berikut sepuluh keutamaan setiap mukmin berkaitan dengan
kesabaran yang mampu dijalankannya:
1. Kesabaran merupakan ibadah batiniah sehingga ia selalu
   disertai pertolongan Allah. Allah SWT berfirman,
   "Sesungguhnya Allah bersama-sama orang yang sabar."
   (Q.S. Al-Baqarah, 153).
2. Kesabaran memelihara amalnya dari hal-hal yang dapat
   merusak, karena nafsunya yang suka membawa ke jalan yang
   buruk dapat dia kendalikan.
3. Kesabaran menjadi modal bagi ketenangan hidupnya selama
   di dunia. Baginya, dunia adalah tempat tinggal sementara
   yang tidak akan luput dari godaan.
4. Kesabaran menjadi sarana untuk meningkatkan konditenya
   di hadapan Allah.
5. Kesabaran melahirkan pujian Allah bagi pemiliknya. Orang
   yang sabar dipuji Allah sebagai orang yang paling baik.
6. Kesabaran melahirkan kegembiraan baginya.
7. Kesabaran melahirkan kecintaan Allah terhadapnya.
8. Kesabaran meningkatkan derajatnya.
9. Kesabaran membawa keselamatan yang hakiki, yakni ketika
   ia masuk surga. Ia mendapatkan sambutan dari Allah,
   sebagaimana dalam firman-Nya:
   "Keselamatan atas kamu semua karena kesabaranmu"
   (Q.S. Ar-Ra'du, 24).
10. Kesabaran membawanya pada pahala yang tidak ada hentinya.
    Allah berfirman,
    "... Hanyalah pahala orang-orang sabar yang akan dibalas
    tanpa ada bilangan." (Q.S. Az-Zumar, 24).

Agar terbebas dari penyakit al-jaza ini, hendaknya kita
melakukan hal-hal berikut:
1. Menjauhi semua penyebab timbulnya penyakit al-jaza.
2. Mempelajari akibatnya.
3. Memahami makna sabar dan seluruh manfaatnya.
4. Melakukan langkah-langkah berikut jika dihadapkan pada
   suatu cobaan:
   a. Meyakini bahwa cobaan adalah takdir dari Allah yang
      terbaik baginya, dan kelak akan terbukti hikmahnya.
   b. Menahan emosi semaksimal mungkin sehingga tidak
      menimbulkan reaksi negatif terhadap tindakan fisik.
   c. Jika masih ada rasa kesal, segera beranjak dari tempat
      duduk, ambil air wudu, dan baca ta'udz dan istigfar sebanyak
      tiga kali.
   d. Membaca doa berikut:
      "Ya Allah, selamatkanlah aku dalam musibahku ini, dan semoga
      engkau menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik daripada
      ini."
   e. Selalu bersyukur akan nikmat yang diterima.
                             ****
___________________________________________________________________
60 Penyakit hati
Pengarang   : Uwes Al-Qorni
Penerbit    : PT Remaja Rosdakarya

0 comments:

Post a Comment

Silahkan Komentarnya Gan ^_^
Jangan SPAM Ya