Saturday 9 July 2011

Tata Cara Sujud Syahwi

Assalaamu 'alaikum Wr. Wb.

Ustadz, saya ingin menanyakan: Apakah sujud sahwi itu?
Bagaimana cara dan bacaannya? Terima kasih atas
jawabannya.

Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.

Subandi, LA

Jawaban:

Assalaamu 'alaikum Wr. Wb.

Sujud sahwi adalah sujud yang dilakukan seseorang yang
dalam shalatnya. Rasulullah Saw. bersabda, "Saya ini
hanyalah manusia biasa, saya juga lupa sebagaimana
kalian. Oleh sebab itu jika saya lupa, maka
ingatkanlah" (Al-Hadits).

Sujud sahwi dilakukan dengan dua kali sujud sebelum
atau sesudah salam. Tatacara dan bacaan sujud sahwi
sama seperti sujud dalam shalat. Dalam sebuah hadits
shahih dari Said Al-Khudri, Rasulullah Saw. bersabda,
"Jika seseorang di antaramu ragu-ragu dalam shalatnya,
hingga tak tahu berapa rakaat yang sudah
dikerjakannya, apakah tiga ataukah empat, maka
sebaiknya ia menghilangkan mana yang diragukan dan
menetapkan mana yang diyakini, kemudian sujud dua kali
sebelum salam."

Dalam shahih Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa Dzul
Yadain pernah melakukan sujud sahwi sesudah salam.
Namun, yang paling utama adalah mengikuti sebab-sebab
yang mengharuskan seseorang melakukan sujud sahwi.
Kalau datangnya sebab sebelum salam, hendaklah sujud
sahwi sebelum salam. Sebaliknya, bila diketahui
sesudah salam, maka sujudlah setelah salam. Rasulullah
Saw. bersabda, "Jika shalat seseorang berlebih atau
kurang, maka hendaklah ia sujud dua kali" (HR Muslim).

Hal-hal yang mengharuskan sujud sahwi:
1. Bila memberi salam sebelum sempurna jumlah rakaat
shalat. Ibnu Sirin dari Abu Hurairah berkata,
"Rasulullah Saw. shalat bersama kami pada salah satu
shalat siang (Dzhuhur atau Ashar), ternyata beliau
hanya shalat dua rakaat saja dan memberi salam. Beliau
lalu pergi ke sebuah kayu yang melintang di masjid dan
bertelekan di atasnya, seolah-olah sedang marah.
Tangan kanannya diletakkan di atas tangan kirinya
sambil mengeramkan jari-jarinya. Sedang pipinya
diletakkan di atas telapak tangan kirinya bagian luar.
Orang-orang pun bergegas keluar sambil mengatakan,
'shalat diqasharkan.' Di antara orang banyak itu ada
Abu Bakar dan Umar. Tapi keduanya segan untuk
menanyakan hal itu. Seorang laki-laki bernama Dzul
Yadain bertanya, 'Ya Rasulullah, apakah anda lupa
ataukah shalat tadi memang di-qashar?' Beliau
bersabda, 'Saya tidak lupa dan shalat tidak pula
di-qashar.' Beliau lalu bertanya, 'Betulkah apa yang
dikatakan Dzul Yadain itu?' Para shahabat menjawab,
'Benar.' Maka beliau pun kembali ketempatnya semula
dan menyelesaikan kekurangan rakaat yang tertinggal,
kemudian memberi salam. Setelah salam, beliau takbir
lalu sujud sebagaimana sujud biasa, tapi agak panjang
sedikit. Lalu mengangkat kepala dan takbir. Kemudian
beliau takbir lagi dan sujud seperti sujud biasa, tapi
agak lama, lalu mengangkat kepalanya kembali" (HR
Bukhari dan Muslim).

2. Apabila kelebihan rakaat dalam shalat. Ibnu Mas'ud
berkata, "Suatu ketika Rasulullah Saw. shalat Dzuhur,
lalu ditanya, 'Apakah rakaat shalat ini memang
ditambah?' Beliau balik bertanya, 'Mengapa demikian?'
Orang-orang berkata, 'Anda telah melakukan shalat lima
rakaat.' Maka beliau pun sujud dua kali setelah
memberi salam itu" (HR Jamaah).

3. Pada saat lupa melakukan tasyahud awal atau lupa
mengerjakan salah satu sunnah-sunnah shalat. Dari Ibnu
Buhainah, "Bahwa Nabi Saw. shalat, lalu setelah sampai
dua rakaat, terus berdiri. Para makmum mengucapkan
tasbih untuk mengingatkan, tapi beliau meneruskan
shalatnya. Setelah selesai barulah beliau sujud dua
kali kemudian memberi salam" (HR Jamaah).

Hadits ini menjelaskan bahwa siapa yang lupa tasyahud
pertama lalu ingat sebelum sempurna berdiri, maka
hendaklah ia duduk kembali. Tapi bila sudah sempurna
berdiri, maka ia tak perlu duduk kembali (meneruskan
shalatnya) untuk kemudian melakukan sujud sahwi dua
rakaat sebelum salam. Nabi Saw. bersabda, "Bila salah
seorang di antaramu berdiri dari dua rakaat dan belum
sempurna berdirinya, hendaklah ia duduk kembali dan
jika telah sempurna berdirinya, maka janganlah ia
duduk dan hendaklah ia sujud sahwi dua kali" (HR
Ahmad, Abu Daud, dan Ibnu Majah dari Mughirah bin
Syu'bah).

4. Pada saat raru-ragu dalam shalat. Abdurrahman bin
Auf berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Jika salah
seorang di antaramu ragu dalam shalatnya, hingga ia
tidak tahu apakah baru satu rakaat ataukah dua rakaat,
sebaiknya ia tetapkan satu rakaat saja. Jika ia tak
tahu apakah dua rakaat atau sudah tiga rakaat,
sebaiknya ia tetapkan dua rakaat. Dan jika ia tak tahu
apakah sudah tiga rakaat atau sudah empat rakaat,
sebaiknya ia tetapkan tiga rakaat, kemudian hendaklah
ia sujud bila shalat telah selesai diwaktu masih duduk
sebelum memberi salam, yaitu sujud sahwi sebanyak dua
kali" (HR Ahmad, Ibnu Majah, dan Turmudzi). Wallahu
a'lam bishshawwab.

Wassalaamu 'alaikum Wr. Wb.


0 comments:

Post a Comment

Silahkan Komentarnya Gan ^_^
Jangan SPAM Ya